Medan | SNN -
Keragaman suku, budaya, ras dan agama menjadikan Kota Medan
sebagai kota majemuk. Karena kemajemukan tersebut sebagai warga kota
yang baik seharusnya memiliki sikap bertoleransi, tidak saling
menjatuhkan dan guru sebagai pendidik berkewajiban menjadi agen
sosialisasi kepada generasi muda untuk mempertahankan solidaritas etnis
yang ada di Kota Medan.
Hal
ini disampaikan Wali Kota Medan Drs. H.T. Dzulmi Eldin, S. M.Si dalam
sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan Drs. H.
Musaddad saat membuka acara yang bertajuk Dialog Kerukunan Lintas Agama
dengan Guru Guru Agama Kota Medan Tahun 2018 di Madani Hotel Medan,
Selasa (31-07-2018).
Perhelatan
ini resmi dibuka Walikota ini merupakan program tahunan FKUB demi
menjaga kerukunan umat beragama di kota Medan.
Dikatakan Aspem, bahwa guru-guru agama ini adalah pewaris
nabi, seharusnya dapat menjadi tauladan khususnya didalam kerukunan.
"Melalui dialog-dialog seperti inilah kita dapat membangun kota yang aman dan nyaman,”kata Musaddad.
"Kita
tumbuhkan kesadaran untuk menemukan persamaan, tidak mengedepankan
perbedaan. Kita ambil hikmah dalam perbedaan. Kita belajar mengenal
melalui perbedaan," sebut Musaddad.
Sebelumnya,
Ketua FKUB Kota Medan, Drs. H. Ilyas Halim, M.Pd, mengatakan, salah
satu tujuan dilaksanakan dialog adalah untuk mempererat silaturrahmi
antara sesama guru agama lintas agama juga dengan FKUB Medan.
"Dialog
ini juga bertujuan, agar para guru agama lintas agama dapat
menyampaikan pesan- pesan kerukunan di lingkungan dan tempat tugasnya
masing-masing," terangnya.(torong/fit)