3 Pesona Ikon Kota Kisaran Jadi Destinasi Wisata Andalan -->

3 Pesona Ikon Kota Kisaran Jadi Destinasi Wisata Andalan

Selasa, 07 Maret 2023

 



Taman Hutan Kota TGS Tingkatkan Pendapatan, Kesehatan dan Tawa

Pukul 06.00 wib di pagi hari nan cerah dan indah, Minggu (5/03/23) saya bertolak ke Kota Kisaran dengan  tujuan Taman Hutan Kota Taufan Gama Simatupang (TGS).

Taman yang dibangun Pemerintah Kabupaten Asahan ini selalu menjadi destinasi wisata lokal pilihan bagi masyarakat Kota Kisaran dan sekitarnya untuk relaksasi dan berolah raga setiap pekannya.

Begitu pula dengan saya (penulis, red) yang tertarik menghabiskan liburan akhir pekan untuk melepas penat ke taman yang lokasinya berada di Jalan Jendral Sudirman, tepatnya berseberangan dengan Makodim (Markas Komando Daerah Militer) 0208 Asahan.

Dengan mengendarai sepeda motor, berselang lebih kurang setengah jam perjalanan dari Desa Air Teluk Kiri, Kecamatan Teluk Dalam, sampailah penulis di Taman Hutan Kota yang menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Kisaran.

Setelah Parkir ditempat yang telah tersedia, dengan biaya restribusi Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 mobil, penulis berjalan menelusuri taman ke arah depan dari parkiran.

Kebetulan di depan ada acara kegiatan hari bebas kendaraan bermotor atau lebih ngetrendnya disebut car free day (CFD). Jalanan di tutup, senam aerobic masal pun dilakuka di tengah - tengah jalan lintas, yang merupakan bagian dari kegiatan CFD ini.

Dentuman musik dengan irama bit sedikit cepat, membuat para pengunjung yang ikut senam bersemangat dan berkeringat.

Selain acara CFD, kegiatan jalan sehat bersama BUMN juga hadir pagi ini. Taman Hutan Kota memutih karena baju kaos putih dengan logo BUMN dibagikan kepada pengunjung.

Memang taman ini sering digunakan untuk event - event, apa lagi kalau hari minggu atau hari besar.  

Tak jauh berjalan, terdapat pentas seni yang dibuat dinas Pendidikan Kabupaten Asahan. Secara bergantian dan dipandu oleh gurunya, serta dengan iringan musik, siswa/siswi dari berbagai sekolah persembahkan tarian daerah pada pengunjung.

Seraya menikmati tarian yang disuguhkan, banyaknya pepohonan di sekitar menambah segar dan sejuk suasana pagi ini serta terlihat asrinya Taman Hutan Kota yang diresmikan tahun 2019 oleh pemerintah.

Langkah penulis terhenti tepat di sebuah kolam luas yang tampak seperti angka delapan, dengan jembatan melengkung di tengah serta paduan warna putih dan biru menambah aura pesona untuk berwisata ke taman ini.

Tampak beberapa pengunjung lagi berfose di jembatan kolam tersebut dengan masing-masing gaya terbaik mereka. Ada berjalan dan berlari kecil tepat di sisi keliling kolam, yang merupakan area track jogging terbuat dari conblock, ada duduk santai di bangku terbuat dari beton.

Di sisi kolam dekat bangunan gerai fotografi dan jajanan, anak-anak  bermain dengan menggunakan fasilitas yang ada, seperti ayunan, perosotan, enjotan dan lain-lain.

Selain fasilitas gratis, di sini ada alat permainan yang berbayar dengan harga terjangkau seperti mobil-mobilan listrik, sepeda listrik, lapangan tembak-tembakan, dan masih banyak lagi.  

Tak sampai di situ saja, penulis lanjut jalan ke arah belakang, lewat jalur permainan anak, terdapat jalur track jogging melingkar satu lagi  dengan sembilan alat olah raga yang ditanam (cor beton) dan di sisinya terdapat bangku terbuat dari besi.

Selesai jogging, pengunjung bergantian menggunakan alat olah raga itu. Tak mau kalah dengan pengunjung lain, penulis pun turut mencoba alat itu.

Taman kecil yang ditumbuhi pepohonan dan beberapa bangku beton di tengah track jogging, menambah sejuk pandangan mata para pengunjung saat berolah raga.

Sembari duduk di bangku taman saat istrahat, terdengar oleh penulis tawa girang dari seorang gadis mungil nan cantik bernama Nisa berumur 5 tahun saat bermain mobil - mobilan dikejar teman yang segenerasi dengannya.

Gelak diwajah manisnya tak tertahan samapai kelihatan gigi putihnya, kala menikmati liburan akhir pekan bersama kedua orang tua.

Sesekali ia lambaikan tangan kepada ibunya, sambil berkata “mama... mama... mama....,” dengan riang.

Anggi yang tak lain merupakan Ibu Nisa, ketika dihampiri penulis mengatakan, setiap minggu pagi mereka sering datang ke Taman Hutan Kota.

“kalau sudah hari minggu anak pasti ngajak ke mari bang, pagi jam 7 kami sudah sampai,” kata warga yang tinggal di Jalan Sumantri, Kelurahan Selawan, Kecamatan Kota Kisaran Timur ini.

Jelasnya lagi, Sembari jalan - jalan bawa anaknya, Anggi juga berolah raga untuk kebugaran.

“Tempatnya nyamaan, sejuk, ada fasilitas olah raga, tempat main anak, ya sambil jalan - jalan sama anak sekalian olah raga juga, biar badan bugar dan sehat bang,” jelasnya pada penulis.

Tak hanya Nisa yang merasakan kegembiraan, anak-anak lain juga kelihatan begitu riang dengan tawa kegirangan di taman ini. Begitu bahagia mereka bermain bersama teman dan orang tuanya.

Ada main mobil - mobilan sama ayahnya, ada naik sepeda listrik bersama ibunya, dan ada yang berlarian kejar - kejaran.

Dahaga datang, penulis kemudian berjalan ke arah banyak berdiri tenda - tenda warna biru. Lebih kurang 50 gerai tenda berdiri, ada kosong tidak ditempati pedagang dan sebagian lagi ditempati, terutama di bagian depan.

Gerai UMKM ini dibuat pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal dengan harga terjangkau untuk para pedagang yang berjualan di Taman Hutan Kota TGS.

Beraneka macam kuliner dapat dinikmati pengunjung yang berwisata ke taman ini, ada indomie, nasi goreng, sate, cilok, miso, miso bacok, mie ayam, bakso, jeruk peras, jus dan lain - lain dengan harga tidak terlalu mahal.

Jeruk peras menjadi pelepas dahaga, penulis pun memesan segelas dan satu cup pop mie di gerai kak Wati, yang posisinya dekat lokasi permainan anak.

Sambil melahap makanan ringan itu, penulis ngobrol - ngobrol dengan kak Wati yang berumah di Jalan Lemeduk, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat.

Dia mengungkapkan  bahwa setiap hari minggu pagi dan sore atau hari - hari libur di taman ini ramai pengunjung.

“Ramai yang datang kalau minggu, mulai dari pagi sampai sore bang. Hari - hari libur, tanggal merah juga banyak yang datang kemari, apa lagi pas lebaran,”ungkapnya.

Bukan hanya anak - anak Asahan saja yang merasa kegirangan, ternyata para pedagang juga merasakan hal sama karena ikut kebagian rejeki dari ramainya pengunjung Taman Hutan Kota.

Lanjut Wati menerangkan, bahwa ia mendapat uang yang lumayan dari berjualan di sini, dan dia sangat berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Asahan karena telah memberi lokasi dan memfasilitasi para pedagang untuk berjualan di taman ini. Dimana sebelumnya para pedagang berjualan di pinggir jalan lintas.

“Syukur lah pemerintah beri lokasi dan fasilitasi kami jualan  di sini bang, walaupun kami bayar, sebelumnya kami jualan di luar, pinggir jalan. Dan alhamdulillah rejekinya lumayan bisa nyekolahkan anak, nambah pendapatan keluarga,” terangnya dengan tawa girang.

“Kerang Raksasa” di Alun - alun Rambate Rata Raya

Selesai melepas dahaga dan sembang (mengobrol) dengan pedagang, penulis kembali berjalan ke arah selatan dari Taman Hutan Kota menuju lapangan hijau nan luas.

Terpisah dari parit taman dengan melewati jembatan lengkung, terlihat ada sebuah aula besar berbentuk unik yang atapnya seperti kerang raksasa berdiri kokoh di lapangan itu.

Kekhasan bangunan aula jadi daya magnet tersendiri bagi pengunjung untuk datang melihat dan berfoto - foto dengan kerang raksasa yang menjadi backgroundnya.

Walau tak seramai Taman Hutan Kota TGS, tetapi beberapa pengunjung terlihat berada di lapangan yang diberi nama ‘Alun - alun Rambate Rata Raya” oleh Pemerintah Kabupaten Asahan.

Mereka duduk santai di bawah pepohonan rindang yang ada di sekelilingnya. Ada yang berfoto ria bersama keluarga, dan ada pula anak - anak bermain bola dengan girang di lapagan hijau depan alun - alun Kota Kisaran itu.

Di belakang kerang raksasa yang sering digunakan untuk kegiatan acara - acara besar oleh pemerintah ini, terdapat tempat parkir kendaraan yang lumayan luas dan tulisan “dilarang bagi pedagang berjualan di sini.”

Pantas dari tadi penulis tidak melihat ada pedagang berjualan di lokasi alun - alun yang menjadi Ruang Terbuka Publik (RTP) itu. Karena para pedagang sudah diberi tempat khusus untuk berjualan di Taman Hutan Kota TGS.

Rehat sejenak di kerang raksasa, sambil menikmati angin yang berhembus dengan lembut, penulis memperhatikan sebuah bangunan masjid megah di sisi kanan alun - alun.

Masjid Agung H. Achmad Bakrie Taj Mahalnya Asahan

Turuni anak tangga aula kerang raksasa, penulis beranjak ke Masjid Agung H. Achmad Bakrie yang megah dengan empat menara menjulang kelangit, satu kubah besar dan empat kubah kecil.

Perpaduan warna putih dan kuning emas, serta desain dengan arsitektur mirip Taj Mahal, Masjid Nabawi dan budaya Melayu, menambah indah serta daya tarik bagi orang untuk berwisata religi kemari.

Melihatnya saja sudah sejuk dan tenang, apalagi berada di dalamnya untuk beribadah, celetuk penulis dalam hati sembari tersenyum sendiri.

Jam menunjukkan pukul 09.00 wib, penulis bergegas ke kamar mandi ganti baju sekalian berwudhu untuk sholat dhuha. Bersihnya kamar mandi membuat nyaman berada di dalam.

Menelusuri anak tangga naik ke dalam masjid, terlihat cantiknya pintu serta jendela dengan ukiran bernuansa melayu yang berpadukan warna kuning emas dan hitam.

Assalamu’alaikum ya Rasulullah, salam penulis dengan lirih ketika masuk masjid yang dapat menampung 6.000 jemaah ini, sebagaimana salam yang pernah di ajarkan almarhum ayah (orang tua penulis) untuk memasuki masjid.

Fresh dan tenang dirasakan seusai sholat, hiasan ornamen dan kaligrafi bertuliskan asma Allah dalam masjid membuat suasan hati adem dan damai.

Masjid besar yang pertama kali digunakan tahun 2015 bertepatan dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), memiliki areal parkir sangat luas terbuat dari paving block.

Terletak di Jalan Jendral Sudirman, seberang Kantor Bupati Asahan, dengan taman kecil serta kolam mancur di depannya, masjid yang berada di atas areal dengan luas 4,4 Ha ini dibangun lebih kurang selama 8 tahun.

Tepat di belakang masjid yang diresmikan hari Jumat tanggal 30 Agustus 2019, terdapat miniatur replika Ka’bah dan lembaga pendidikan Tahfiz Alqur’an Kabupaten Asahan. Selain wisata religi, tempat ibadah umat islam ini juga menjadi wisata pendidikan.

Tiga pesona destinasi wisata akhir pekan yang menakjubkan,” dari senang menjadi tenang” untuk kembali bekerja keras menghadapi hari esok. Tertarik untuk mencoba ??. Ayo berkunjung Minggu depan !!.

Penulis : Anasrul Panjaitan

Dibuat  : Lomba Karya Tulis Jurnalistik Kabupaten Asahan Tahun 2023