Taman Hutan Kota TGS
Tingkatkan Pendapatan, Kesehatan dan Tawa
Pukul 06.00 wib di pagi hari nan cerah dan
indah, Minggu (5/03/23) saya bertolak ke Kota Kisaran dengan tujuan Taman Hutan
Kota Taufan Gama Simatupang (TGS).
Taman yang dibangun Pemerintah Kabupaten
Asahan ini selalu menjadi destinasi wisata lokal pilihan bagi masyarakat Kota
Kisaran dan sekitarnya untuk relaksasi dan berolah raga setiap pekannya.
Begitu pula dengan saya (penulis, red)
yang tertarik menghabiskan liburan akhir pekan untuk melepas penat ke taman
yang lokasinya berada di Jalan Jendral Sudirman, tepatnya berseberangan dengan
Makodim (Markas Komando Daerah Militer) 0208 Asahan.
Dengan mengendarai sepeda motor,
berselang lebih kurang setengah jam perjalanan dari Desa Air Teluk Kiri,
Kecamatan Teluk Dalam, sampailah penulis di Taman Hutan Kota yang menjadi Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Kota Kisaran.
Setelah Parkir ditempat yang telah
tersedia, dengan biaya restribusi Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000
mobil, penulis berjalan menelusuri taman ke arah depan dari parkiran.
Kebetulan di depan ada acara kegiatan hari
bebas kendaraan bermotor atau lebih ngetrendnya disebut car free day (CFD).
Jalanan di tutup, senam aerobic masal pun dilakuka di tengah - tengah jalan
lintas, yang merupakan bagian dari kegiatan CFD ini.
Dentuman musik dengan irama bit sedikit
cepat, membuat para pengunjung yang ikut senam bersemangat dan berkeringat.
Selain acara CFD, kegiatan jalan sehat
bersama BUMN juga hadir pagi ini. Taman Hutan Kota memutih karena baju kaos
putih dengan logo BUMN dibagikan kepada pengunjung.
Memang taman ini sering digunakan untuk
event - event, apa lagi kalau hari minggu atau hari besar.
Tak jauh berjalan, terdapat pentas seni yang
dibuat dinas Pendidikan Kabupaten Asahan. Secara bergantian dan dipandu oleh
gurunya, serta dengan iringan musik, siswa/siswi dari berbagai sekolah persembahkan
tarian daerah pada pengunjung.
Seraya menikmati tarian yang disuguhkan,
banyaknya pepohonan di sekitar menambah segar dan sejuk suasana pagi ini serta
terlihat asrinya Taman Hutan Kota yang diresmikan tahun 2019 oleh pemerintah.
Langkah penulis terhenti tepat di sebuah
kolam luas yang tampak seperti angka delapan, dengan jembatan melengkung di
tengah serta paduan warna putih dan biru menambah aura pesona untuk berwisata
ke taman ini.
Tampak beberapa pengunjung lagi berfose di
jembatan kolam tersebut dengan masing-masing gaya terbaik mereka. Ada berjalan
dan berlari kecil tepat di sisi keliling kolam, yang merupakan area track jogging
terbuat dari conblock, ada duduk santai di bangku terbuat dari beton.
Di sisi kolam dekat bangunan gerai fotografi
dan jajanan, anak-anak bermain dengan
menggunakan fasilitas yang ada, seperti ayunan, perosotan, enjotan dan
lain-lain.
Selain fasilitas gratis, di sini ada alat
permainan yang berbayar dengan harga terjangkau seperti mobil-mobilan listrik,
sepeda listrik, lapangan tembak-tembakan, dan masih banyak lagi.
Tak sampai di situ saja, penulis lanjut jalan
ke arah belakang, lewat jalur permainan anak, terdapat jalur track jogging
melingkar satu lagi dengan sembilan alat
olah raga yang ditanam (cor beton) dan di sisinya terdapat bangku terbuat dari
besi.
Selesai jogging, pengunjung bergantian
menggunakan alat olah raga itu. Tak mau kalah dengan pengunjung lain, penulis
pun turut mencoba alat itu.
Taman kecil yang ditumbuhi pepohonan dan
beberapa bangku beton di tengah track jogging, menambah sejuk pandangan mata para
pengunjung saat berolah raga.
Sembari duduk di bangku taman saat
istrahat, terdengar oleh penulis tawa girang dari seorang gadis mungil nan
cantik bernama Nisa berumur 5 tahun saat bermain mobil - mobilan dikejar teman
yang segenerasi dengannya.
Gelak diwajah manisnya tak tertahan
samapai kelihatan gigi putihnya, kala menikmati liburan akhir pekan bersama
kedua orang tua.
Sesekali ia lambaikan tangan kepada
ibunya, sambil berkata “mama... mama... mama....,” dengan riang.
Anggi yang tak lain merupakan Ibu Nisa,
ketika dihampiri penulis mengatakan, setiap minggu pagi mereka sering datang ke
Taman Hutan Kota.
“kalau sudah hari minggu anak pasti
ngajak ke mari bang, pagi jam 7 kami sudah sampai,” kata warga yang tinggal di
Jalan Sumantri, Kelurahan Selawan, Kecamatan Kota Kisaran Timur ini.
Jelasnya lagi, Sembari jalan - jalan
bawa anaknya, Anggi juga berolah raga untuk kebugaran.
“Tempatnya nyamaan, sejuk, ada fasilitas
olah raga, tempat main anak, ya sambil jalan - jalan sama anak sekalian olah
raga juga, biar badan bugar dan sehat bang,” jelasnya pada penulis.
Tak hanya Nisa yang merasakan
kegembiraan, anak-anak lain juga kelihatan begitu riang dengan tawa kegirangan di
taman ini. Begitu bahagia mereka bermain bersama teman dan orang tuanya.
Ada main mobil - mobilan sama ayahnya,
ada naik sepeda listrik bersama ibunya, dan ada yang berlarian kejar - kejaran.
Dahaga datang, penulis kemudian berjalan
ke arah banyak berdiri tenda - tenda warna biru. Lebih kurang 50 gerai tenda
berdiri, ada kosong tidak ditempati pedagang dan sebagian lagi ditempati,
terutama di bagian depan.
Gerai UMKM ini dibuat pemerintah daerah
melalui Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal dengan
harga terjangkau untuk para pedagang yang berjualan di Taman Hutan Kota TGS.
Beraneka macam kuliner dapat dinikmati
pengunjung yang berwisata ke taman ini, ada indomie, nasi goreng, sate, cilok,
miso, miso bacok, mie ayam, bakso, jeruk peras, jus dan lain - lain dengan harga
tidak terlalu mahal.
Jeruk peras menjadi pelepas dahaga,
penulis pun memesan segelas dan satu cup pop mie di gerai kak Wati, yang
posisinya dekat lokasi permainan anak.
Sambil melahap makanan ringan itu,
penulis ngobrol - ngobrol dengan kak Wati yang berumah di Jalan Lemeduk, Kelurahan
Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat.
Dia mengungkapkan bahwa setiap hari minggu pagi dan sore atau
hari - hari libur di taman ini ramai pengunjung.
“Ramai yang datang kalau minggu, mulai
dari pagi sampai sore bang. Hari - hari libur, tanggal merah juga banyak yang
datang kemari, apa lagi pas lebaran,”ungkapnya.
Bukan hanya anak - anak Asahan saja yang
merasa kegirangan, ternyata para pedagang juga merasakan hal sama karena ikut kebagian
rejeki dari ramainya pengunjung Taman Hutan Kota.
Lanjut Wati menerangkan, bahwa ia
mendapat uang yang lumayan dari berjualan di sini, dan dia sangat berterima
kasih kepada Pemerintah Kabupaten Asahan karena telah memberi lokasi dan
memfasilitasi para pedagang untuk berjualan di taman ini. Dimana sebelumnya
para pedagang berjualan di pinggir jalan lintas.
“Syukur lah pemerintah beri lokasi dan
fasilitasi kami jualan di sini bang,
walaupun kami bayar, sebelumnya kami jualan di luar, pinggir jalan. Dan alhamdulillah
rejekinya lumayan bisa nyekolahkan anak, nambah pendapatan keluarga,” terangnya
dengan tawa girang.
“Kerang
Raksasa” di Alun - alun Rambate Rata Raya
Selesai melepas dahaga dan sembang (mengobrol)
dengan pedagang, penulis kembali berjalan ke arah selatan dari Taman Hutan Kota
menuju lapangan hijau nan luas.
Terpisah dari parit taman dengan
melewati jembatan lengkung, terlihat ada sebuah aula besar berbentuk unik yang
atapnya seperti kerang raksasa berdiri kokoh di lapangan itu.
Kekhasan bangunan aula jadi daya magnet
tersendiri bagi pengunjung untuk datang melihat dan berfoto - foto dengan
kerang raksasa yang menjadi backgroundnya.
Walau tak seramai Taman Hutan Kota TGS, tetapi
beberapa pengunjung terlihat berada di lapangan yang diberi nama ‘Alun - alun
Rambate Rata Raya” oleh Pemerintah Kabupaten Asahan.
Mereka duduk santai di bawah pepohonan
rindang yang ada di sekelilingnya. Ada yang berfoto ria bersama keluarga, dan
ada pula anak - anak bermain bola dengan girang di lapagan hijau depan alun - alun
Kota Kisaran itu.
Di belakang kerang raksasa yang sering
digunakan untuk kegiatan acara - acara besar oleh pemerintah ini, terdapat
tempat parkir kendaraan yang lumayan luas dan tulisan “dilarang bagi pedagang
berjualan di sini.”
Pantas dari tadi penulis tidak melihat ada
pedagang berjualan di lokasi alun - alun yang menjadi Ruang Terbuka Publik (RTP)
itu. Karena para pedagang sudah diberi tempat khusus untuk berjualan di Taman
Hutan Kota TGS.
Rehat sejenak di kerang raksasa, sambil
menikmati angin yang berhembus dengan lembut, penulis memperhatikan sebuah
bangunan masjid megah di sisi kanan alun - alun.
Masjid
Agung H. Achmad Bakrie Taj Mahalnya Asahan
Turuni anak tangga aula kerang raksasa, penulis
beranjak ke Masjid Agung H. Achmad Bakrie yang megah dengan empat menara
menjulang kelangit, satu kubah besar dan empat kubah kecil.
Perpaduan warna putih dan kuning emas,
serta desain dengan arsitektur mirip Taj Mahal, Masjid Nabawi dan budaya Melayu,
menambah indah serta daya tarik bagi orang untuk berwisata religi kemari.
Melihatnya saja sudah sejuk dan tenang,
apalagi berada di dalamnya untuk beribadah, celetuk penulis dalam hati sembari
tersenyum sendiri.
Jam menunjukkan pukul 09.00 wib, penulis
bergegas ke kamar mandi ganti baju sekalian berwudhu untuk sholat dhuha.
Bersihnya kamar mandi membuat nyaman berada di dalam.
Menelusuri anak tangga naik ke dalam
masjid, terlihat cantiknya pintu serta jendela dengan ukiran bernuansa melayu
yang berpadukan warna kuning emas dan hitam.
Assalamu’alaikum ya Rasulullah, salam
penulis dengan lirih ketika masuk masjid yang dapat menampung 6.000 jemaah ini,
sebagaimana salam yang pernah di ajarkan almarhum ayah (orang tua penulis) untuk
memasuki masjid.
Fresh dan tenang dirasakan seusai
sholat, hiasan ornamen dan kaligrafi bertuliskan asma Allah dalam masjid
membuat suasan hati adem dan damai.
Masjid besar yang pertama kali digunakan
tahun 2015 bertepatan dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), memiliki areal
parkir sangat luas terbuat dari paving block.
Terletak di Jalan Jendral Sudirman, seberang
Kantor Bupati Asahan, dengan taman kecil serta kolam mancur di depannya, masjid
yang berada di atas areal dengan luas 4,4 Ha ini dibangun lebih kurang selama 8
tahun.
Tepat di belakang masjid yang diresmikan
hari Jumat tanggal 30 Agustus 2019, terdapat miniatur replika Ka’bah dan
lembaga pendidikan Tahfiz Alqur’an Kabupaten Asahan. Selain wisata religi,
tempat ibadah umat islam ini juga menjadi wisata pendidikan.
Tiga pesona destinasi wisata akhir pekan
yang menakjubkan,” dari senang menjadi tenang” untuk kembali bekerja keras menghadapi
hari esok. Tertarik untuk mencoba ??. Ayo berkunjung Minggu depan !!.
Penulis :
Anasrul Panjaitan
Dibuat : Lomba Karya Tulis Jurnalistik Kabupaten
Asahan Tahun 2023