Salah Satu Nikmat Ikut Musa Rajekshah
Catatan: ZULKIFLI, Wartawan Senior di Medan
Mendapat manfaat adalah sebuah kenikmatan. Menjadi manfaat bagi orang lain, adalah sebuah kepuasaan. Itulah mungkin yang dirasakan oleh Musa Rajekshah. Dan saya, adalah salah satu orang yang merasakan betapa nikmat dan bermanfaatnya mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan Musa Rajekshah. Betapa nikmatnya ikut Ketua DPD I Partai Golkar Sumut itu.
Rabu (20/10/2021), Partai Golkar Sumut merayakan puncak perayaan HUT Partai Golkar ke-57 di Kota Parapat, Kabupaten Simalungun. Sebagai salah satu pengurus, saya pun tak ketinggalan ikut dari Medan menuju kota wisata tersebut. Rangkaian acara HUT pun dimulai dengan ziarah ke Taman Makam Pahlawan, Medan. Musa Rajekshah bertindak sebagai inspektur upacara dalam rangkain awal HUT Golkar tersebut.
Hujan tak membuat lelaki yang baru saja menimang cucu itu menghentikan langkahnya, menabur bunga di pusara para pejuang. Dengan mengenakan jacket kuning berlogo pohon beringin, suami Ayu Miharni itu keliling menjiarahi kubur para pejuang yang cukup mengharumkan negeri ini, yang kehilangannya meninggalkan duka bagi banyak warga Sumut. Diantaranya, Marah Halim Harahap.
Usai ziarah ke Taman Makam Pahlawan, Musa Rajekshah melanjutkan perjalanan menuju Parapat. Kota yang direncanakan menjadi lokasi puncak perayaan HUT Golkar ke-57 di Sumut. Sebelum tiba di Parapat, lelaki penghobi otomotif ini singgah ke Saribudolok, Simalungun, menghadiri vaksinasi dan Baksos pembagian Sembako kepada warga sekitar lokasi. Usai kegiatan di wilayah kekuasan Timbul Jaya Sibarani ini, Musa pun melanjutkan perjalanan ke Parapat.
Tiba di kota sejuta pesona ini, kakek dari Musa Ziroun Anifshah itu singgah ke Mess Pemrovsu untuk sholat Dzuhur dan makan siang bersama rombongan. Dalam setiap sholat bersama rombongan, Musa Rajekshah selalu bertindak sebagai imam. Sama seperti yang dilakukannya nyaris dimana dan kapan pun jika masuk waktu sholat fardu. Inilah yang saya sebut sebagai sebuah kenikmatan. Mengikuti Ijeck- nama keren lelaki yang diamanahkan sebagai Wagubsu ini- tidak akan mungkin kita ketinggalan sholat fardhu yang hukumnya wajib bagi umat Islam.
Kenikmatan ini pun tak ingin saya sia-siakan, sebab tak ada lagi yang ingin saya kejar di dunia ini selain menjadi manusia yang patuh kepada Allah. Namun karena saya tak mampu mengikuti istiqomahnya, saya pun duluan kabur ke kamar hotel untuk istirahat, agar subuh berjamaah di masjid tak kelewatan. Bagi saya, ini adalah salah satu kenikmatan ikut Musa Rejekshah. Tak akan mungkin ketinggalan sholat di masjid. Kerinduan yang masih menggebu, hingga hari ini.
Jujur, hingga hari ini saya pun belum sepenuhnya mampu ikut dengan pola hidup Musa Rajekshah. Sepenat dan sepadat apapun, subuh berjamaah di masjidnya tak pernah putus, selelah apapun Ijeck. Dia rela meninggalkan nikmatnya dunia, untuk mengejar akhiratnya. Sekali lagi jujur, saya belum mampu mengikutinya. Tapi, karena ingin bersama-sama mengejar akhirat, saya pun tadi malam tidur cepat agar tak selelah Ijeck. Saya sungguh merasakan, mengikuti kegiatan Ijeck manfaatnya hingga ke akhirat. In sya Allah….