Bener Meriah | SNN - Kendati acara mengenang peran dan fungsi Radio perjuangan
Rimba Raya tidak dihadiri oleh Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu
tahapan pelaksanaan tersebut berlangsung Hikmad dan sukses.
Terlihat hadir Dirut LPP-RRI Mohammad Rohanudin, Bawas LPP-RRI, Perwakilan Kementrian Keamanan RI, Korwil RRI wilayah Aceh, Bupati Shabela, AB dan sejumlah SKPK Aceh Tengah, Wakil Bupati dan unsur Forkopimda dan sejumlah SKPK Bener Meriah, para camat se-kabupaten Bener Meriah, Tokoh Masyarakat, OKP dan Ormas Bener Meriah, para pelajar dan masyarakat yang ada disekitar lokasi Monumen Radio Rimba Raya.
Dalam kesempatan tersebut Dirut LPP-RRI M.Rohanudin dalam sambutannya mengapresiasi terselenggaranya acara mengenang peran dan fungsi Radio Rimba Raya yang tugunya tersebut telah dibangun berdiri kokoh oleh Menteri Koperasi RI Alm Bustanul Arifin diera pemerintahan Bapak Presiden RI Mohd. Soeharto.
Disebutkannya, Monumen Radio Perjuangan Rimba Raya merupakan situs sejarah yang berperan sangat penting dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Kiranya hal ini patut di daerah ini berdiri lagi cabang RRI sebagaimana Kabupaten Aceh Tengah, pintanya
“Kami akan berbincang kembali dengan badan pengawas RRI, dan bila diizinkan kami akan bangun Radio Republik Indonesia dengan nama Radio Republik Indonesia Rimba Raya,” ujarnya saat Seminar Radio Rimba Raya yang dilaksanakan di tugu Rimba Raya, Pintu Rime Gayo Bener Meriah, Rabu (04-07-2018).
M Roharudin berjanji akan berusaha menyampaikan kepada Presiden republik Indonesia bahwa Tanoh Gayo adalah tanah yang sangat penting dan berguna bagi perjuangan Republik Indonesia.
“Saya kira RRI dengan spirit yang tinggi ingin membangun lembaga RRI di Bener Meriah sekaligus harus berdekatan bersamaan dengan museum Rimba Raya, secara bersama-sama kita akan berbicara kepada pak Menhan atau pak Presiden untuk membicarakan bahwa harus ada Radio RRI disini,” jelasnya.
Ia menambahkan berdirinya radio RRI di Bener Meriah tidak akan luput dari kerjasama dengan RRI Takengon. Jika tidak ada hal dan kendala, tahun ini akan segera bekerja ditindak lanjuti untuk mendirikan lembaga tersebut atas persetujuan pengawas RRI pusat.
Sementara itu kata Dirut RRI ini, radio Rimba Raya akan dimasukkan kedalam aplikasi radio play yang dimanapun berada, pasti akan mendengarkan siaran radio rimba raya diseluruh radio republik Indonesia.
Usai menyampaikan sambutannya, Dirut LPP-RRI dan rombongan serta undangan yang hadir disuguhi dengan penampilan drama kolosal detik- detik peran serta Radio Rimba Raya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI pada agresi militer Belanda ke 2 tahun 1948- 1949, dimana ibukota RI dikepung oleh tantara sekutu Belanda, sehingga melumpuhkan pulau Jawa dan mengejar tantara RI begitu juga dengan presiden dan wakil presiden Soekarno - M.Hatta yang ditahan dan diungsikan dari istana Negara. Dalam keadaan genting tersebut Presiden Soekarno memerintahkan Amir Saripuddin Parwira Negara sebagai pemegang kendali pemerintahan darurat. Dan untuk menyelamatkan Indonesia dari kepungan tantara sekutu maka Amir Sarifuddin Parwira Negara bergeliriya hingga ke Aceh tepatnya di Burni Bius saat ini Kampung Weh Porak Kecamatan Silih Nara sedangkan Peralatan Radio disembunyikan di Kampung Sanehen tepatnya di Jamur Barat, didaerah inipun keberadaan RRI masih terlacak yang akhirnya RRI dilarikan ke kawasan hutan Belantara tepatnya di Rimba Raya yang saat ini telah berdiri bangunan Monumen Radio Rimba Raya.
Monumen ini telah dibangun sejak tahun 1987 dan diresmikan oleh Menteri Koperasi Bustanul Arifin.
Radio Rimba Raya berjasa sangat besar dalam menyebarkan berita tentang kemerdekaan RI. Sejak Agresi Belanda ke-dua, 19 Desember 1948, peranan radio sebagai penyampai berita di tanah air sudah dilakukan oleh Radio Rimba Raya yang beroperasi di tengah hutan raya Gayo.
Keterangan beberapa tokoh yang berjasa mendirikan Radio Rimba Raya yang kemudian dihimpun dalam buku berjudul ”Peranan Radio Rimba Raya” terbitan Kanwil Depdikbud Aceh, menyebutkan, begitu besarnya kiprah radio perjuangan tersebut.
Dalam buku itu diceritakan, saat menyampaikan berita tentang Kemerdekaan Republik Indonesia itu dapat ditangkap jelas oleh sejumlah radio di Semenanjung Melayu (Malaysia), Singapura, Saigon (Vietnam), Manila (Filipina) bahkan Australia dan Eropa.
Ketua pelaksana kegiatan Mengenang Peran dan Fungsi Radio Perjuangan Rimba Raya Irmansyah S.STP mengatakan kegiatan tersebut merupakan sebuah upaya untuk meligitimasi Monumen Tugu Radio Rimba Raya dalam lembaran negara yang selama ini sangat kurang diperhatikan padahal sangat berjasa bagi Republik ini.( Rahman/torong)
Terlihat hadir Dirut LPP-RRI Mohammad Rohanudin, Bawas LPP-RRI, Perwakilan Kementrian Keamanan RI, Korwil RRI wilayah Aceh, Bupati Shabela, AB dan sejumlah SKPK Aceh Tengah, Wakil Bupati dan unsur Forkopimda dan sejumlah SKPK Bener Meriah, para camat se-kabupaten Bener Meriah, Tokoh Masyarakat, OKP dan Ormas Bener Meriah, para pelajar dan masyarakat yang ada disekitar lokasi Monumen Radio Rimba Raya.
Dalam kesempatan tersebut Dirut LPP-RRI M.Rohanudin dalam sambutannya mengapresiasi terselenggaranya acara mengenang peran dan fungsi Radio Rimba Raya yang tugunya tersebut telah dibangun berdiri kokoh oleh Menteri Koperasi RI Alm Bustanul Arifin diera pemerintahan Bapak Presiden RI Mohd. Soeharto.
Disebutkannya, Monumen Radio Perjuangan Rimba Raya merupakan situs sejarah yang berperan sangat penting dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Kiranya hal ini patut di daerah ini berdiri lagi cabang RRI sebagaimana Kabupaten Aceh Tengah, pintanya
“Kami akan berbincang kembali dengan badan pengawas RRI, dan bila diizinkan kami akan bangun Radio Republik Indonesia dengan nama Radio Republik Indonesia Rimba Raya,” ujarnya saat Seminar Radio Rimba Raya yang dilaksanakan di tugu Rimba Raya, Pintu Rime Gayo Bener Meriah, Rabu (04-07-2018).
M Roharudin berjanji akan berusaha menyampaikan kepada Presiden republik Indonesia bahwa Tanoh Gayo adalah tanah yang sangat penting dan berguna bagi perjuangan Republik Indonesia.
“Saya kira RRI dengan spirit yang tinggi ingin membangun lembaga RRI di Bener Meriah sekaligus harus berdekatan bersamaan dengan museum Rimba Raya, secara bersama-sama kita akan berbicara kepada pak Menhan atau pak Presiden untuk membicarakan bahwa harus ada Radio RRI disini,” jelasnya.
Ia menambahkan berdirinya radio RRI di Bener Meriah tidak akan luput dari kerjasama dengan RRI Takengon. Jika tidak ada hal dan kendala, tahun ini akan segera bekerja ditindak lanjuti untuk mendirikan lembaga tersebut atas persetujuan pengawas RRI pusat.
Sementara itu kata Dirut RRI ini, radio Rimba Raya akan dimasukkan kedalam aplikasi radio play yang dimanapun berada, pasti akan mendengarkan siaran radio rimba raya diseluruh radio republik Indonesia.
Usai menyampaikan sambutannya, Dirut LPP-RRI dan rombongan serta undangan yang hadir disuguhi dengan penampilan drama kolosal detik- detik peran serta Radio Rimba Raya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI pada agresi militer Belanda ke 2 tahun 1948- 1949, dimana ibukota RI dikepung oleh tantara sekutu Belanda, sehingga melumpuhkan pulau Jawa dan mengejar tantara RI begitu juga dengan presiden dan wakil presiden Soekarno - M.Hatta yang ditahan dan diungsikan dari istana Negara. Dalam keadaan genting tersebut Presiden Soekarno memerintahkan Amir Saripuddin Parwira Negara sebagai pemegang kendali pemerintahan darurat. Dan untuk menyelamatkan Indonesia dari kepungan tantara sekutu maka Amir Sarifuddin Parwira Negara bergeliriya hingga ke Aceh tepatnya di Burni Bius saat ini Kampung Weh Porak Kecamatan Silih Nara sedangkan Peralatan Radio disembunyikan di Kampung Sanehen tepatnya di Jamur Barat, didaerah inipun keberadaan RRI masih terlacak yang akhirnya RRI dilarikan ke kawasan hutan Belantara tepatnya di Rimba Raya yang saat ini telah berdiri bangunan Monumen Radio Rimba Raya.
Monumen ini telah dibangun sejak tahun 1987 dan diresmikan oleh Menteri Koperasi Bustanul Arifin.
Radio Rimba Raya berjasa sangat besar dalam menyebarkan berita tentang kemerdekaan RI. Sejak Agresi Belanda ke-dua, 19 Desember 1948, peranan radio sebagai penyampai berita di tanah air sudah dilakukan oleh Radio Rimba Raya yang beroperasi di tengah hutan raya Gayo.
Keterangan beberapa tokoh yang berjasa mendirikan Radio Rimba Raya yang kemudian dihimpun dalam buku berjudul ”Peranan Radio Rimba Raya” terbitan Kanwil Depdikbud Aceh, menyebutkan, begitu besarnya kiprah radio perjuangan tersebut.
Dalam buku itu diceritakan, saat menyampaikan berita tentang Kemerdekaan Republik Indonesia itu dapat ditangkap jelas oleh sejumlah radio di Semenanjung Melayu (Malaysia), Singapura, Saigon (Vietnam), Manila (Filipina) bahkan Australia dan Eropa.
Ketua pelaksana kegiatan Mengenang Peran dan Fungsi Radio Perjuangan Rimba Raya Irmansyah S.STP mengatakan kegiatan tersebut merupakan sebuah upaya untuk meligitimasi Monumen Tugu Radio Rimba Raya dalam lembaran negara yang selama ini sangat kurang diperhatikan padahal sangat berjasa bagi Republik ini.( Rahman/torong)