Amati Tumbuhan Berciri Khusus, SD Terpencil Ini Raih Juara I Pembelajaran Sains Olimpiade Kuark Pangkalan Kerinci -->

Amati Tumbuhan Berciri Khusus, SD Terpencil Ini Raih Juara I Pembelajaran Sains Olimpiade Kuark Pangkalan Kerinci

Minggu, 01 Juli 2018

Riau | SNN - Pembelajaran sains di SD Global Andalan Estate Cerenti yang mengajak siswa mengamati tumbuhan berciri khusus di hutan konservasi dekat sekolah, berhasil meraih juara 1 olimpiade sains Kuark.

 Walaupun jauh dari pusat kota, sekolah mitra Tanoto Foundation yang berada di Kabupaten Kuantan Singingi yang berjarak sekitar 230 km dari Pekanbaru, para gurunya tetap konsisten memfasilitasi pembelajaran aktif untuk siswa. 
  
Berikut adalah pembelajaran sains di kelas VI yang berhasil meraih juara I olimpiade sains kuark 2018. Pagi itu siswa Kelas VI SD Global Andalan Estete Cerenti, secara berkelompok tampak tengah sibuk mencari tumbuhan berciri khusus di hutan konservasi dekat sekolah. 

Sekolah yang berada di dalam area konsesi PT. Riau Andalan Pulp and Papers Estete Estate Cerenti itu, sering memanfaatkan hutan tersebut sebagai media pembelajaran. Para siswa memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk menuju lokasi pengamatan di dalam hutan.

 Mereka berhasil menemukan tumbuhan berciri khusus yang mulai langka, seperti Kantong Semar, Tali Putri, Rotan, dan Anggrek Hutan.

 Setelah berhasil menemukan berbagai macam tumbuhan berciri khusus tersebut, siswa mengamati dan mencatat ciri-ciri khusus yang terdapat pada tumbuhan-tumbuhan itu, mulai dari tinggi tumbuhan, jenis daun, jenis akar, dan nama dari tumbuhan tersebut. Mereka mencatatkannya di buku catatan masing-masing.

 Gurunya, Esra Palentina Samosir tampak mendampingi kegiatan siswa. Setiap kelompok siswa ditugaskan untuk mengambil satu jenis tumbuhan dan menanam kembali dalam botol bekas air kemasan berukuran 1,5 liter yang sudah diberi lubang di bawahnya dan diberi tanah.

 “Saya juga ikut membantu siswa mengambil tanaman tersebut untuk memastikan mereka mengambilnya dengan benar agar bisa terus tumbuh,” kata Esra menceritakan proses pembelajaran yang diampunya. Setelah semua kelompok selesai menanam, siswa kembali ke kelas.

 Guru menyediakan kertas karton dan spidol sebagai media siswa untuk menuliskan laporan. Masing-masing kelompok menggambar tumbuhan yang mereka amati, lengkap dengan ciri-ciri khususnya pada kertas karton. Setelah selesai, setiap kelompok diberi kesempatan mempresentasikan hasil pengamatannya. 

“Kami tadi menemukan Kantong Semar. Tinggi tumbuhan ini sekitar 15 centimeter. Ciri-ciri tumbuhan ini memiliki kantong seperti yang dimiliki oleh semar dan di dalamnya kami juga menemukan ada air. Tumbuhan ini memakan daging yang menggunakan kantongnya untuk menangkap binatang yang mau dimakannya,” kata Aditya dalam presentasinya mewakili kelompok 1.

 Sementara Yustini, perwakilan kelompok 3 menemukan tumbuhan anggrek hutan. Ciri-ciri tumbuhan bunga anggrek hasil pengamatan mereka di antaranya mempunyai batang yang berbentuk beruas- ruas. Daunnya berbentuk oval dan memiliki tulang daun yang sama dengan bentuk daunnya yaitu memanjang. Tumbuhan ini memiliki bunga yang sangat indah. Tingginya tumbuhan yang mereka temukan sekitar 25 centimeter.

 Menurut Esra, guru yang mengajar, dari kegiatan pengamatan di hutan ini, siswa dapat belajar sains dengan berpraktik langsung dan menemukan atau membuktikan konsep-konsep yang mereka pelajari di kelas. 

"Siswa juga saya ajak untuk mengenali dan menjaga lingkungan hutan," tukasnya. 

 Esra adalah salah satu guru yang telah mendapat pelatihan dan pendampingan dari Tanoto Foundation melalui program Pelita Pendidikan dalam menerapkan praktik-praktik yang baik dalam pembelajaran.

 Pada tahun 2018, Tanoto Foundation akan memperluas program peningkatan kualitas pendidikan dasar ini di lima provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur. Targetnya dalam lima tahun ke depan, program Pelita Pendidikan akan menjangkau sekitar 12.000 sekolah yang bermanfaat untuk lebih dari 3,5 juta siswa di Indonesia.(rel)