Medan | SNN - Orang "nomor satu" di Kepolisian
Sumatera Utara, Irjen Pol.Paulus Waterpaw, mengisyaratkan, sangat kecil
kemungkinan akan terjadi "pergesekan" secara phisik terhadap Ulama di
Sumut, oleh oknum oknum yang punya niat untuk mengacaukan keamanan di
Sumut selama ini cukup ekstra kondusif.
Pasalnya, menurut pria yang menyandang dua "bintang" di pundaknya, Sumut diharapkan terus aman karena didukung oleh rasa persaudaraan mengkristal antara satu agama dengan agama lainnya.
Kenapa tidak! karena dalam satu keluarga/adik beradik punya keyakinan agama berbeda.
Perbedaan itu malah menjadikan suatu perekat untuk saling menghormati, menyayangi. Hal ini dapat dibuktikan pada Hari Hari Besar Keagaman, mereka saling mengunjungi, saling menambah kasih sayang.
Hal itu sebagai digambarkan suami dari Dra. Roma Megawati boru Pasaribu (jika di Tapanuli Selatan boru Lubis.red), ayah dari tiga orang putra ini saat menjawab pertanyaan wartawan, Rabu (28-02-2018) dalam kunjungan Paulus ke Masjid Agung Medan, dalam konteks akhir akhir ini telah terjadi penganiayaan terhadap beberapa Ulama di daerah Pulau Jawa.
" Saya menyakini hal itu tidak akan terjadi di Sumut, apa lagi selama ini peran aktf pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut patut mendapat apresiasi dari masyarakat . Saya juga didampingi Ketua FKUB Drs.H.Maratua Simanjuntak, " ujarnya sembari memandang kesamping kirinya dimana Maratua turut dalam kunjungan tersebut.
Menurut Kapoldasu yang baru bertugas di sumut seumur "jagung" itu, dengan keberadaan FKUB di daerah ini, sentana telah "membumikan" kerukunan umat beragama sedemikian indah, dan patut menjadi tauldan bagi daerah daerah lainnya di bumi nusantara tercinta dengan keragaman agama, budaya. Menjadi perekat NKRI.
Dikesempatan singkat, namun cukup bernas bagi wartawan, Paulus menyebutkan dalam pertemuannya Rabu (28-02-2018) dengan pengurus BKM ( Badan Kemakmuran Masdjid) Agung Medan, di kantor BKM, ia telah memaparkan seputar tugas tugas Polri di jajaran Poldasu dalam pengamanan "pesta demokrasi" Pilkada,Pigubsu 2018, tak kecuali dalam pengamanan kediamanan Ulama Ulama. Namun, ujarnya, mereka merasa "risih" keberadaan petugas polisi, sehingga menolak...," imbuhnya sembari tersenyum.
Dalam pertemuan antara Kapoldasu- beberapa staf, dengan pengurus BKM Masjid Agung , Medan, tampak hadir antara lain,H.Donald Sidabalok, H.Daud Syah, H.Subandi, H.Totok.
Kapoldasu putra asli Fak Fak Papua Barat , datang bersama rombongan dengan uniform polri itu, terlihat menghiasi kepalanya dengan peci warna hitam dengan sulaman berwarna cerah. Kapolda hadir tak hanya "melenggang kangkung" pameo orang Medan, kedatangannya membawa "buah tangan" puluhan kantong bertuliskan polisi berisi ragam sembako. Buah tangan itu diperuntukkan menurut petugas Masjid Agung Medan untuk para Imam, Muazin, Karyawan Kebersihan, Satpam, Juru Parkir yang bertugas di Masdjid Agung Medan yang tengah dalam pembangunan. Terima kasih pak Kapoldasu. (torong/zul)
Pasalnya, menurut pria yang menyandang dua "bintang" di pundaknya, Sumut diharapkan terus aman karena didukung oleh rasa persaudaraan mengkristal antara satu agama dengan agama lainnya.
Kenapa tidak! karena dalam satu keluarga/adik beradik punya keyakinan agama berbeda.
Perbedaan itu malah menjadikan suatu perekat untuk saling menghormati, menyayangi. Hal ini dapat dibuktikan pada Hari Hari Besar Keagaman, mereka saling mengunjungi, saling menambah kasih sayang.
Hal itu sebagai digambarkan suami dari Dra. Roma Megawati boru Pasaribu (jika di Tapanuli Selatan boru Lubis.red), ayah dari tiga orang putra ini saat menjawab pertanyaan wartawan, Rabu (28-02-2018) dalam kunjungan Paulus ke Masjid Agung Medan, dalam konteks akhir akhir ini telah terjadi penganiayaan terhadap beberapa Ulama di daerah Pulau Jawa.
" Saya menyakini hal itu tidak akan terjadi di Sumut, apa lagi selama ini peran aktf pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut patut mendapat apresiasi dari masyarakat . Saya juga didampingi Ketua FKUB Drs.H.Maratua Simanjuntak, " ujarnya sembari memandang kesamping kirinya dimana Maratua turut dalam kunjungan tersebut.
Menurut Kapoldasu yang baru bertugas di sumut seumur "jagung" itu, dengan keberadaan FKUB di daerah ini, sentana telah "membumikan" kerukunan umat beragama sedemikian indah, dan patut menjadi tauldan bagi daerah daerah lainnya di bumi nusantara tercinta dengan keragaman agama, budaya. Menjadi perekat NKRI.
Dikesempatan singkat, namun cukup bernas bagi wartawan, Paulus menyebutkan dalam pertemuannya Rabu (28-02-2018) dengan pengurus BKM ( Badan Kemakmuran Masdjid) Agung Medan, di kantor BKM, ia telah memaparkan seputar tugas tugas Polri di jajaran Poldasu dalam pengamanan "pesta demokrasi" Pilkada,Pigubsu 2018, tak kecuali dalam pengamanan kediamanan Ulama Ulama. Namun, ujarnya, mereka merasa "risih" keberadaan petugas polisi, sehingga menolak...," imbuhnya sembari tersenyum.
Dalam pertemuan antara Kapoldasu- beberapa staf, dengan pengurus BKM Masjid Agung , Medan, tampak hadir antara lain,H.Donald Sidabalok, H.Daud Syah, H.Subandi, H.Totok.
Kapoldasu putra asli Fak Fak Papua Barat , datang bersama rombongan dengan uniform polri itu, terlihat menghiasi kepalanya dengan peci warna hitam dengan sulaman berwarna cerah. Kapolda hadir tak hanya "melenggang kangkung" pameo orang Medan, kedatangannya membawa "buah tangan" puluhan kantong bertuliskan polisi berisi ragam sembako. Buah tangan itu diperuntukkan menurut petugas Masjid Agung Medan untuk para Imam, Muazin, Karyawan Kebersihan, Satpam, Juru Parkir yang bertugas di Masdjid Agung Medan yang tengah dalam pembangunan. Terima kasih pak Kapoldasu. (torong/zul)