Gubernur Sumut : Wartawan Turut Beri Pencerahan Ketua Dewan Pers: Media Massa Di Persimpangan Jalan -->

Gubernur Sumut : Wartawan Turut Beri Pencerahan Ketua Dewan Pers: Media Massa Di Persimpangan Jalan

Selasa, 31 Oktober 2017

Medan | Indonesia Berkibar News - Gubernur Sum.Utara Dr.Ir.H.Tengku Erry Nuradi,MSi, mengingatkan tentang peran wartawan profesional dalam mendukung pemerintahan yang bersih dan jujur, dalam hal ini khusus pemerintahan dimana wartawan itu bertugas, khusus wartawan yang diamanahkan oleh perusahaannya bertugas di kantor gubernur Sum.Utara,

"Bicara tentang pemerintah yang bersih dan jujur tentunya didukung pula oleh bersih dan jujur wartawan yang bertugas di kantor gubernur," ujar gubernur mengingatkan.

Hal ini diungkapkan gubernur ketika membuka seminar informasi aktual "media massa versus media sosial", jum,at (27-10-2017) diselenggarakan Biro Humas&Keprotokolan Setdaprovsu di hotel Sheraton-Medan, yang mengundang Dewan Pers Pusat.

Dalam sambutan singkat namun bernas, Gubsu Erry yang akan kembali "maju kegelanggang Pilgubsu" 2018, tak lupa mengingatkan mendukung program Dewan Pers, yakni tentang anti korupsi. Wartawan yang profesional tidak akan melakukan hal hal sangat bertentangan dengan tugas yang diemban seorang wartawan.

Dikesempatan tersebut, Tengku Erry, masuk dalam "ranah" kesejahteraan wartawan tepatnya soal gaji wartawan oleh perusahaan dimana wartawan itu mengabdi. Tentang gaji tersebut, menurut Gubernur itu Dewan Pers lah yang berkompenten,"pungkasnya.

Sementara itu Ketua Dewan Pers Pusat Yosep Adi Prasetyo, sebagai pemateri tunggal dalam seminar memaparkan secara panjang lebar seputar munculnya berbagai media cetak dan media online, media sosial (medsos), bak "cendawan dimusin penghujan".

"Sayangnya tak sedikit media cetak menayangkan berita berita sadisme, porno. Pada umumnya, media cetak atau surat kabar "kuning" itu tidak diketahui dengan jelas alamatnya. Sehingga Dewan Pers tidak bisa berbuat apa,Demikian juga halnya dengan media online atau medsos sering menampilkan berita berita bohong, adu domba. Hal ini harus diwaspadai oleh wartawan," turutnya.

Mengenai koran" kuning", kata Yosep yang mengutakan pemberitaan mencari cari kelasahan tanpa bukti, keberadaannya tidak akan lama. Karena, berita yang ditayangkan merupakan "pesanan" untuk mempermalukan seseorang. Biasanya Koran kuning akan di sumplay ke Masdjid pada Jum'at agar dibaca jama'ah. Ini tidak lama bertahan akan ditinggalkan masyarakat.Masyarakat cukup cerdas.

Bicara tentang media online, versus media cetak, Yosep, mengakui berdampak terhadap media cetak. Tapi, bila koran itu telah memiliki pasar dengan berita berita aktual, terpercaya tidak akan terkalahkan dengan kehadiran medio online. pungkasnya. (bundo)