Produk Olahan Andaliman Sumut Laku Keras Di Inacraft Jakarta 2018 -->

Produk Olahan Andaliman Sumut Laku Keras Di Inacraft Jakarta 2018

Senin, 30 April 2018

Jakarta | SNN - Produk olahan tanaman khas kawasan Danau Toba andaliman laris manis selama penyelenggaraan Inacraft 2018 di JCC Jakarta yang berakhir, Minggu (29-04-2018). Spesies endemik l sasagun andaliman dan bubuk masak andaliman Toba.
 
Sejumlah turis mancanegara yang berkunjung ke Paviliun Sumut semuanya mengaku kagum atas kreativitas bernuansa Danau Toba ketika diwawancarai wartawan. "Kami sudah lama kenal Danau Toba yang tersohor. Dengan adanya produk kreatif bernuansa Danau Toba, khususnya produk olahan dari spesies endemik, selain untuk pelestarian lingkungan juga bermanfaat secara ekonomis. 'Good' untuk Toba," ujar Barbara dan Carmel, turis asal Belanda dan Jerman hampir senada.

Khusus tentang spesies endemik Danau Toba andaliman yang menarik minat pengunjung, hal ini  terutama dikarenakan produk olahan kreatif ini bernilai konservasi keanekaragaman hayati. Jadi tidak heran, bukan hanya pengunjung dalam negeri, khususnya para perantau asal Sumut yang datang dari berbagai propinsi di Indonesia, melainkan juga turis mancanegara betah berlama-lama di both Sumut dan berlomba-lomba mencicipi sample produk ini, lalu membelinya.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo maupun Gubernur Sumut Dr Ir HT Erry Nuradi MSi menjawab wartawan secara terpisah mengakui even yang selalu dinantikan para pelaku industri kreatif sektor kerajinan ini memang signifikan untuk mengangkat potensi lokal dan mendongkrak nilai jual produk kerajinan seni dan budaya Sumut. "Bagus, saya memberi apresiasi atas komitmen Sumut yang bersedia menjadi ikon Inacraft ke-20 tahun 2018 sejak 25 hingga 29 April 2018," ujar Mendagri menjawab wartawan ketika bertemu di Bandara Soekarno Hatta.\
 
Kadis Lingkungan Hidup Sumut Dr Ir Binsar Situmorang MSi MAP selaku penanggung jawab Both Dinas Lingkungan Hidup pada Paviliun Provinsi Sumut di Inacraft 2018 yang menyajikan produk-produk olahan kreatif berbabis konservasi keanekaragaman hayati dan pelestarian lingkungan hidup, juga mengakui produk tanaman andaliman telah mendapat pengakuan LIPI sebagai tanaman khas Danau Toba yang baik untuk kesehatan, mengandung vitamin C baik dan juga anti oksidan. "Kita bekerjasamma dengan Taman Eden 100. Juga sudah ada penelitian dari LIPI," jelasnya.
 
Koordinator Both Dinas Lingkungan Hidup Sumut Rismawati Simanjuntak yang juga Kabid Peningkatan Kapasitas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Sumut mengemukakan pihaknya dalam paradiga baru pelestarian lingkungan dan ekosistem terus berupaya mengembangkan konservasi yang berwawasan lingkungan dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan program ekonomi kreatif. Dalam hal ini, pohon andaliman yang merupakan spesies endemik Danau Toba dan sempat tergolong langka, kini sudah bisa dilestarikan dengan baik dan diolah menjadi produk ekonomi seperti sambal andaliman, sosagun dan bubuk Toba.

Secara umum, tenunan ulos dan songket berbagai etnis Sumut juga banyak dibeli pengunjung. Produk Sumut memang terasa menonjol dalam pameran ini karena tahun ini Inacraft menampilkan produk kerajinan, seni dan atraksi budaya Sumatera Utara sebagai ikon.

"Sumatera Utara itu mempunyai kesenian dan kebudayaan yang banyak, yang selama ini tidak dikenal, maka dari itu kami memperkenalkan Sumatera Utara bukan hanya sekadar sebagai destinasi wisata, craft-nya banyak, bukan hanya ulos saja, ada tekstil kayu juga dan ini direspon oleh Pemprov Sumut," tutur Gusmardi saat ditemui di Jakarta Convention Center Jakarta.

Sejumlah pengunjung termasuk sejumlah artis yang singgah di Paviliun Sumut mengemukakan warisan kebudayaan dalam bentuk kain ulos dan songket merupakan hasil kerajinan tenun yang selalu memikat mereka karena tenunan ini selalu ditampilkan dalam berbagai upacara adat, penyambutan tamu kehormatan, membangun rumah serta prosesi lain dalam masyarakat.

 Menurut mereka Sumatera Utara merupakan provinsi dengan multietnis penduduk yang mendiami. Kerajinan ulos dan tenunan songket adalah seni kerajinan yang menarik dari suku Batak. Bahan kain ulos terbuat dari benang kapas atau rami di mana warna hitam, putih dan merah mempunyai makna tertentu. Sedangkan warna lain merupakan lambang dari variasi kehidupan. Adapun Tenun songket yang didominasi oleh masyarakat pesisir barat provinsi ini menghasilkan Songket Barus, dengan warna dasar merah tua atau kuning emas.(torong/zul)