Bupati Sergai Terima Kunjungan Timsus Pangan RI -->

Bupati Sergai Terima Kunjungan Timsus Pangan RI

Jumat, 20 Oktober 2017

Sergai | Indonesia Berkibar News- Bupati Sergai Ir. H. Soekirman didampingi Kadis Pertanian Sergai Syafrial Budi, SP, Kabag Perekonomian dan Pembangunan Drs. Benny Saragih menerima kunjungan Tim khusus (Timsus) Pangan RI Irjen (Pol) Eko Hadi Sutedjo yang didampingi Mayjen (TNI) Bambang Haryanto selaku Pengawas Timsus Pangan RI, Staf Ahli Menteri Pertanian Dr. Sam Herodian bertempat di Ruang rapat Bupati Sergai di Sei Rampah, Rabu (18/10).

Turut serta dalam kunjungan tersebut Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provsu Dr. Khadijah El Ramija, Kasdim 0204/DS Mayor (Inf) Muhsin dan Perwakilan Bulog Divre Sumut.

Mengawali sambutannya saat menerima kunjungan Timsus, Bupati Soekirman mengucapkan selamat datang dan menyampaikan sekilas tentang Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat. Disampaikannya bahwa saat ini tidak ada SPBU khusus petani, dan yang ada hanya untuk nelayan saja.

Oleh karenanya, terkait visi Unggul, inovatif dan berkelanjutan pemerintah daerah berkosentrasi mengurusi petani agar memastikan dapat panen dengan sebaik-baiknya. Hal ini untuk menyoroti keadaan Koperasi Unit Desa (KUD) yang saat ini mati suri, padahal dahulu KUD menjadi mitra penting dari Bulog, kata Bupati.

Dengan posisi yang ada saat itu digerakkan beberapa stakeholder untuk penguatan pangan yang ditandai dengan banyaknya alih fungsi lahan dari darat ke sawah, maka untuk mendukung penguatan tersebut Pemkab Sergai telah mengeluarkan Perbup tentang Gerakan Sawah Mandiri (GSM). Yang paling krusial dalam Perbup tersebut adalah gerakan sawah mandiri membolehkan penggunaan alat berat dengan tidak merusak keadaan sawah tersebut. Maka dari itu dengan adanya Perbup tersebut diharapkan menjadi inovasi dalam mendukung penambahan luas lahan sawah..

Mengakhiri sambutannya Bupati menguraikan bahwa saat ini ada Persatuan Perusahaan Penggilingan Padi (Perpadi) yang membeli gabah dari petani. Kemudian di Sergai tata niaga beras belum masuk, selain itu di daerah tidak boleh menetapkan harga pasaran gabah dan hal itu sudah ditentukan dari pemerintah pusat. Dengan demikian kami juga berharap agar Pemkab Sergai menjalin kemitraan dengan Bulog sehingga dalam mengatasi masalah pangan dapat segera terkendali, tutup Soekirman.

Sedangkan Ketua Timsus Pangan RI Irjen (Pol) Eko Hadi Sutedjo dalam sambutannya memaparkan bahwa pihaknya sudah menganalisa kelemahan Bulog yang tidak ada fokus untuk menjadikan penggilingan menjadi mitra sehingga pasar bebas begitu saja tanpa ada kendali dari Bulog

Dengan kondisi saat sulit, tidak ada regulasi yang membawa mereka untuk masuk ke Sergai. “Dimana-mana kemitraan itu dibangun dengan kuat sehingga dapat memilah para produsen-produsen yang hanya memikirkan kepentingan pribadi saja dan tinggal mendata saja bahwa jika bukan mitra maka akan lain pendekatannya”, terang Eko Hadi.

Jika bermitra walaupun untungnya sedikit namun ada rasa tanggung jawab membantu penyediaan stok gabah guna kestabilan dan ketersediaan pangan. Untuk itu mari kita back-up dengan menjadi mitra Bulog dalam penguatan pangan. Disatu wilayah itu harus kuat soliditas antara pemerintah dan aparat guna menjadi motor pendukung program Bulog dan petani, ungkapnya.

Sementara itu Mayjen (TNI) Bambang Haryanto selaku Pengawas Timsus Pangan RI mengutarakan saat ini ada situasi rawan dalam konteks politik terkait masalah pangan. Diharapkan para petani dari hasil pertaniannya 10 persen dapat di serap pemerintah melalui Bulog, namun faktanya khusus di Sumatera tidak bisa terserap 10 persen tersebut.

Terhitung dari Januari - Oktober baru terdapat 2 persen yang terserap Bulog. Beredarnya gabah di pasar liar membuat serapan tersebut rendah dan tidak optimal. Kita harus berusaha keras agar tidak impor beras lagi. Oleh karena itu perlu adanya terobosan dalam mendorong Bulog untuk dapat menyerap sebanyak-banyaknya gabah dari penggilingan-penggilingan tersebut.

Selain itu kelemahan Bulog adalah tidak menjadikan penggilingan-penggilingan sebagai mitra. Mau tidak mau harus mau para penggilingan tersebut menjual hasil penggilingannya semaksimal mungkin ke Bulog agar terjaga kestabilan pangan dan tentunya kestabilan negara ini juga. Kedepannya diharapkan para Kepala Daerah juga membantu dalam hal ini menghimbau tempat penggilingan untuk menjadikan Bulog sebagai mitra. “Mudah-mudahan dengan momen kunjungan ini segera kita wujudkan kemitraan yang kuat antara penggilingan-penggilingan didaerah dengan Bulog, ujarnya.(m risky)